Manajemen Stres Kerja: Perspektif Psikologi dan Islam
Manajemen Stres Kerja: Perspektif Psikologi dan Islam
Penulis : Radhiya Diva Dinara
Stres kerja merupakan salah satu isu penting dalam dunia profesional modern. Dalam psikologi, stres didefinisikan sebagai respons tubuh terhadap tuntutan atau tekanan yang tidak seimbang dengan kemampuan individu untuk mengatasinya. Lazarus dan Folkman (1984) melalui teori stres transaksionalnya menjelaskan bahwa stres muncul ketika seseorang menilai bahwa tuntutan lingkungan melebihi kapasitasnya untuk menghadapi situasi tersebut (Nasib Tua Lumban Gaol, 2016).
Mereka juga membedakan dua bentuk coping, yaitu coping berfokus pada masalah, yang dilakukan dengan menghadapi dan menyelesaikan penyebab stres secara langsung, serta coping berfokus pada emosi, yang menekankan pengelolaan perasaan ketika seseorang tidak dapat mengubah situasinya. Literatur seperti Stress and Health: Biological and Psychological Interactions (Baum, Revenson & Singer, 2001) serta The Handbook of Work and Health Psychology (Cooper & Cartwright, 1994) memberikan pemahaman lebih mendalam tentang dampak stres kerja terhadap kesehatan fisik maupun mental (Farkas, 2022).
Faktor Penyebab Stres Kerja
Dalam konteks profesional, stres dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti :
- Beban kerja yang berlebihan
- Kurangnya kendali terhadap tugas
- Ambiguitas peran
- Minimnya dukungan sosial
- Konflik interpersonal
- Lingkungan kerja yang tidak mendukung
Studi dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan berbagai jurnal psikologi menyebutkan bahwa faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dan berkontribusi pada meningkatnya stres kerja, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan burnout (Marín et al., 2019). Burnout sendiri ditandai kelelahan emosional dan fisik yang dapat menurunkan semangat, produktivitas, dan kualitas hidup individu.
Manajemen Stres Kerja dari Perspektif Psikologis
Manajemen stres kerja tidak hanya tentang mengurangi tekanan, namun juga tentang membantu individu beradaptasi dengan tantangan pekerjaan. Pendekatan psikologis menekankan identifikasi sumber stres, pemahaman reaksi emosional individu, dan penerapan strategi pengelolaan stres yang efektif.
Beberapa strategi umum antara lain :
Manajemen Waktu
Mengatur prioritas dan waktu dengan baik dapat membantu mengurangi beban kerja yang berlebihan.
Dukungan Sosial
Interaksi positif dengan rekan kerja atau atasan dapat memperkuat ketahanan psikologis.
Pelatihan Keterampilan
Kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, dan resolusi konflik dapat membantu menghadapi situasi sulit di tempat kerja.
Teknik Relaksasi
Buku The Relaxation and Stress Reduction Workbook oleh Martha Davis dan sejumlah jurnal psikologi industri memaparkan berbagai teknik seperti pernapasan dalam, mindfulness, dan relaksasi otot.
Memahami Jenis Stres
Psikologi membedakan eustress (stres positif yang memotivasi) dan distress (stres berlebih yang merugikan). Memahami perbedaan ini membantu individu menilai apakah stres yang dialami perlu diatasi atau justru dapat dimanfaatkan sebagai energi positif.
Selain faktor eksternal seperti beban kerja, faktor internal seperti kepercayaan diri rendah, perfeksionisme, dan cara berpikir juga berperan besar dalam memengaruhi cara seseorang menghadapi stres.
Jika tidak dikelola, stres dapat berkembang menjadi gangguan emosional seperti kecemasan, depresi, kelelahan mental, serta gangguan fisik seperti tekanan darah tinggi dan penurunan imun. Secara organisasi, stres yang berkepanjangan berdampak pada absensi, menurunnya produktivitas, dan meningkatnya turnover.
Manajemen Stres Kerja dalam Perspektif Islam
Dalam Islam, stres bukan sekadar kondisi psikologis, tetapi juga bagian dari ujian hidup yang mengandung nilai spiritual dan moral. Pendekatan Islam bersifat holistik—menggabungkan aspek mental, sosial, dan spiritual.
Stres sebagai Ujian
Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 286:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.”
Ayat ini menjadi fondasi keyakinan bahwa setiap ujian, termasuk stres kerja, dapat dihadapi manusia sesuai kapasitasnya.
Nilai-Nilai Islam dalam Mengelola Stres
Beberapa prinsip penting dalam Islam yang relevan dengan manajemen stres :
Tawakal
Setelah berusaha secara optimal, seorang Muslim diajarkan untuk menyerahkan hasilnya kepada Allah. Surah At-Taubah ayat 51 menegaskan hal ini :
“Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami.”
Kesabaran
Sabar adalah salah satu kunci utama dalam menghadapi tekanan. Surah Al-Baqarah ayat 153 menyebutkan bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar.
Syukur
Rasa syukur membantu individu lebih fokus pada hal-hal yang positif sehingga mengurangi kecemasan.
Dzikir dan Shalat
Surah Ar-Ra’d ayat 28 menjelaskan bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. Dzikir, doa, dan shalat menjadi sarana spiritual untuk meredakan beban emosional.
Menjaga Silaturahmi
Hubungan sosial yang baik menjadi sumber dukungan emosional. Dalam Islam, mempererat hubungan sosial merupakan amalan yang bernilai dan efektif dalam mengurangi stres.
Keseimbangan Hidup
Islam menganjurkan keseimbangan antara pekerjaan, ibadah, dan istirahat. Hadis Nabi menyebutkan bahwa tubuh, mata, dan keluarga memiliki hak masing-masing yang harus dipenuhi.
Melalui nilai-nilai ini, Islam memberikan kerangka komprehensif untuk mengelola stres, menjaga kesehatan mental, dan meningkatkan ketenangan batin.
Islam dan Motivasi Kerja
Dalam Islam, motivasi kerja tidak hanya didorong faktor eksternal seperti gaji atau jabatan, tetapi terutama berasal dari niat yang tulus. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa setiap amal tergantung pada niatnya (HR. Bukhari). Artinya, pekerjaan menjadi ibadah ketika diniatkan untuk mencari ridha Allah.
Selain itu, konsep ihsan mendorong seorang Muslim untuk bekerja sebaik mungkin, memberikan kualitas terbaik, dan memberi manfaat bagi orang lain. Islam mengajarkan bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang bekerja dengan penuh keikhlasan dan kualitas yang baik.
Dengan demikian, motivasi kerja berdasarkan nilai spiritual membuat seseorang lebih kuat menghadapi stres, karena ia bekerja bukan hanya untuk hasil duniawi, tetapi juga untuk nilai ibadah dan keberkahan.
Kesimpulan
Stres kerja merupakan fenomena yang tidak terpisahkan dari dunia profesional modern. Namun, dengan pendekatan psikologis dan nilai-nilai Islam, individu dapat memahami, mengelola, dan merespons stres dengan lebih efektif.
Psikologi memberikan strategi praktis seperti manajemen waktu, dukungan sosial, teknik relaksasi, dan pelatihan keterampilan. Sementara Islam menawarkan landasan spiritual yang memperkuat mental, seperti tawakal, sabar, syukur, dan dzikir.
Ketika kedua pendekatan ini digabungkan, manajemen stres menjadi lebih komprehensif. Tidak hanya menenangkan pikiran, tetapi juga menenteramkan hati. Individu tidak hanya mampu bekerja lebih produktif, tetapi juga meraih ketenangan dan keberkahan dalam hidupnya.
REFERENSI
Sudirman, I. F., Firdaus, A., Budiono, I., & Sya’diah, A. N. (2024). An Analysis of The Impact of Islamic Work Ethic on Maslahah-Based Job Performance and Islamic Family Well-Being. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 10(02), 1524-1538. doi: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v10i2.13823